Halloween party ideas 2015



Kunjungan kerja Komisi IV DPR RI yang dipimpin Wakil Ketua Komisi Herman Khaeron ke gudang pupuk di Provinsi Riau, menemukan beberapa persoalan klasik yang masih mengemuka. Ada selisih dan ketimpangan antara jumlah yang diusulkan dengan kuantum pupuk yang telah disepakati oleh DPR dan pemerintah.

“Kunjungan kami ke gudang pupuk masih menemukan persoalan klasik. Pemerintah bersama DPR sepakat untuk menetapkan kuantum pupuk itu diangka 9,55 juta ton, dengan varian di 5 jenis pupuk, yakni Urea, NPK, Jet A, SP36 dan Organik. Dari kuantum tersebut jika dibandingkan dengan usulan RDKK masing-masing daerah, masih terasa timpang dan masih selisih. Karena usulannya adalah 13 juta ton. Sehingga kalau terjadi kelangkaan pada masa tanam tertentu atau serentak, maka akan menjadi persoalan. Karena RDKK yang diajukan oleh pemerintah daerah ke pemerintah pusat, jumlahnya 13 juta ton, sementara kita baru bisa memenuhi 9,55 juta ton,” jelas Herman Khaeron.

Ia   menyampaikan,   Ini   akan   menjadi   bahan   pemikiran,   apakah   perlu   tambah   kuantum   atau   harus mengurangi kuantum pupuk, lalu menaikkan terhadap kuantum pupuk jenis lainnya. Banyak persoalan yang harus didiskusikan, terutama dengan idealnya komposisi persatuan hektar, apakah  akan mengikuti terhadap rekomendasi dari pupuk Indonesia dengan komposisi 532, atau hasil penelitian terbaru yang dikeluarkan   oleh   BaLitbang   Kementerian   Pertanian   dimana   jenis-jenis   pemupukan   itu   harus memperhatikan unsur hara tanah.

“Kalau unsur hara tanahnya tidak bisa mengikat terhadap pupuk dan kemudian diserap oleh tumbuh-tumbuhan   yang   bisa   mempercepat   tumbuh,   memperkuat   batang,   mempercepat   pembuahan   dan meningkatkan  produksi   pembuahan,   maka  unsur   hara   tanah   harus   diperhatikan.  Kami   menemukan beberapa   fakta dilapangan,  bahwa  urea masih lebih  tinggi daripada  hasil  penelitian  sesungguhnya,”ujarnya.

Terkait adanya upaya khusus (upsus) untuk pajale (padi, jagung, kedele), Herman menerangkan, kalau tidak ada upsus saja masih bermasalah dengan kuantum pupuk dan jumlah pupuk yang harus tersedia, bagaimana dengan upsus yang dilakukan. Selain mengenai komposisi spesifik lokasi yang harus tepat,dan pertimbangan terhadap upaya khusus penambahan pupuk terhadap luasan pertanaman, juga tentang bagaimana menjaga efisiensi produktifitas, agar pupuk ini tersalurkan dengan baik, efisien  dan yang paling penting adalah memberikan manfaat bagi para petani.

“Kami juga masih temukan adalah masalah gudang penyimpanan pupuk yang dikelola oleh PT. BGR yang merupakan  BUMN pergudangan.  Disana kami  melihat suasana dan kualitas gedung yang sangat tidak represntatif. Dibeberapa kunjungan kami, memang banyak gudang yang tidak representatif, sehingga ke depan hal ini harus diperhatikan, karena kualitas pergudangan juga menentukan terhadap kualitas dan kuantitas   pupuk,   karena   pasti  ada   penyusutan .  PT BGR   harus   memperhatikan mengenai sistem pergudangan, supaya apa yang menjadi tujuan kita dengan 5 tepat, dapat benar-benar dilaksanakan dengan baik dan bermanfaat bagi rakyat,” pungkasnya. (dep,mp) Foto: Ryan/od

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.