Halloween party ideas 2015



Forum Ukhuwwah Islamiyyah MUI sepakat untuk mengimbau umat Islam agar menggunakan hak pilihnya pada Pemilu Legislatif 9 April 2014 secara cerdas dengan senantiasa mengikuti kata hati serta memilih Caleg Muslim/Muslimah.
Dalam pernyataan yang disampaikan Kamis (3/4/2014). Forum yang terdiri dari Ormas Islam dan MUI itu, juga mengajak agar umat Islam mempertimbangkan Caleg yang berakhlakul karimah, jujur, mampu menunaikan amanah, amar ma’ruf nahi mungkar, mampu melakukan perubahan ke arah perbaiakan (ishlah), dan memajukan kehidupan bangsa dan negara agar mencapai masyarakat adil dan makmur.
Ketua Umum Persis Prof. Dr. Maman Abdurrahman ingin agar Indonesia ke depan menjadi bagian yang harus diurus oleh umat Islam sehingga calon legislatif yang dipilih adalah seorang Muslim,  “Calon yang dipilih seharusnya adalah orang Muslim/Muslimah  dan memiliki komitmen kenegarawanan dan menjadi ‘uswah-hasanah’, amanah, keadilan, bermusyawarah,” katanya.
Dia menambahkan, calon yang dipilih juga harus bisa menjadi pejuang dan negarawan yang berakhlakul karimah sehingga dia bisa menjadi ‘sibghatullah’ yaitu menegakkan kebenaran, keadilan dan dilandasi keimanan dan taqwa.
Sementara itu, Ketua Umum MUI Prof. Dr. Din Syamsuddin menilai, anjuran kepada umat Islam untuk memilih calon-calon dari kalangan Muslim sendiri merupakan kewajaran dan tidak akan berakibat menjadi konflik SARA.  “Jika dipandang dari perspektif teologis maupun sosiologis, justru ini untuk menghindari potensi konflik. Sekarang isyu keagamaan, mayoritas dan minoritas serta kebhinnekaan menjadi kenyataan sosiologis, kalau itu bergeser karena proses politis, bangsa ini akan mengalami konflik.”
Menurutnya, ketika umat Islam yang berjumlah 88 persen tidak memiliki representasi yang proporsional, menurut Din, akan potensial menimbulkan konflik, “Justru titik keseimbangan ini jangan dirusak oleh proses politik yang bebas.” Menurutnya, jika Pemilu berdasarkan paradigma liberalisme, persamaan hak dan kebebasan politik, maka akan ada kelompok yang biasa menguasai, baik karena dia punya uang maupun karena kekuatan opini.  Ini akan menghilangkan sendi-sendi sosial yang sudah relatif harmois. “Beginilah adanya dalam pandangan agama Islam dan ini sekaligus untuk menyanggah konflik bangsa, kalau ini bergeser,” katanya.
Ketua PBNU Iqbal Sulam menyatakan bahwa sikap PBNU dalam menghadapi Pemilu legislative adalah netral.  “ Kalau ada partai yang menyebut dirinya sebagai ‘rumah kita bersama.’ NU rumahnya ada dimana-mana,” katanya.  Dia berharap, umat Islam dapat menempatkan kadernya di mana-mana (semua partai).
“Di zaman yang seperti ini, tentunya umat Islam harus menempatkan kadernya dimana-mana. Ada partai besar dengan elektabilitas tinggi, namun tidak ada kader dari umat Islam. Bagi kami, justru umat Islam harus menempatkan kader kita di mana-mana, di setiap partai.”
Dengan menyebarnya kader umat Islam di semua partai, menurutnya, umat Islam  yang berjumlah 85 persen itu bisa mewarnai, ini adalah pekerjaan rumah kita, supaya kita bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.